Minggu, 28 Februari 2016

BENARKAH ALKITAB / INJIL SUDAH DIPALSUKAN. (Mengutip Tulisan Pdt. Daniel Heruyono dari Blitar, Jawa Timur)

TUDUHAN DARI UMAT ISLAM TERHADAP KEASLIAN ALKITAB/ INJIL
Mengukur keaslian batu permata tidak mungkin memakai ukuran batu akik, itu sama halnya mengatakan Alkitab tidak asli berdasarkan ukuran keaslian al-Quran. Dalam Islam firman turun menjadi al-Quran, berbeda dengan Kristen firman turun menjadi Yesus Kristus, sedangkan Injil merupakan catatan mengenai kehidupan Yesus seperti halnya Hadist sebagai catatan tentang Muhammad. Perbedaan lainnya al-Quran ditulis secara mekanik (diimlakan), sementara itu Injil diilhamkan secara organis. Maksudnya orang yang menulis Injil dalam ilham Roh Kudus bersaksi tentang karya penyelamatan Allah yang dilakukan oleh Kristus, agar melaluinya dapat bertumbuh imannya untuk menerima keselamatan melalui karya Yesus Kristus.

Kalau tuntutan keaslian Alkitab dalam bentuk phisik yang ditulis pertama kali oleh penulis memang sudah tidak ada, sama saja al-Quran pun tidak mempunyai tulisan yang asli, padahal al-Quran ditulis lebih dari 600 tahun setelah Injil ditulis. Awalnya al-Quran ditulis oleh banyak penulis yang didapat dari penuturan Muhammad, yang memakai sarana untuk menulis berupa kulit binatang, kepingan batu, pelepah kurma yang kering, sobekan kain dan keratan tulang (H.A. Athaillah, Sejarah al-Quran, 2010). Setelah disalin ke dalam lembaran kertas dan dijilid, bahan-bahan yang dipakai untuk menulis pertama kali sudah tidak ada. Sehingga tidak ada salinan (manuskrip) al-Quran yang bisa diyakini sebagai naskah asli masa-masa awal Islam (Sahiron Syamsuddin, dkk., Hermeneutika Alqur'an, 2003). Dengan demikian menuduh Alkitab telah dipalsukan tanpa memiliki Alkitab yang asli itu sama saja dengan fitnah, sedangkan al-Quran yang dimilikipun bukanlah yang asli yang ditulis oleh orang yang mendengar langsung yang dituturkan oleh Muhammad.
Polemikus Islam dengan giat mencari bukti untuk menunjukkan Alkitab sudah dipalsukan, dalam rangka untuk dijadikan alasan agar umat Islam tidak menaati Injil berdasarkan Surah-Al Maa idah 5 ayat 68 yang berbunyi: "Hai, ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan al-Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhan". 


Seperti tuduhannya Alkitab sudah dipalsukan karena Injil Matius pasal 28 berakhir pada ayat 15 sedangkan ayat 16-20 merupakan tambahan. Tuduhan yang didasarkan pada analisa teolog liberal yang menolak:
1. Pernyataan Yesus yang memiliki kuasa di bumi dan di surga
2. Perintah untuk menjadikan segala bangsa murid Yesus
3. Yesus menyertai sampai akhir zaman
Penolakkan terhadap ketiga hal di atas didasarkan pada penyangkalan kepada Keilahian Yesus, sebab dianggap tidak masuk akal seorang manusia memiliki otoritas diatas kewenangan manusia biasa.
Padahal kewenangan yang dimiliki Yesus seperti di atas, bukan satu-satunya yang dicatat oleh penulis Injil Matius dalam pasal 28. Sebab dalam Matius 16:19 pernyataan Yesus kepada Petrus "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.", dengan begitu senada dengan pengakuan Yesus bahwa kuasa di bumi dan di surga ada dalam tangan-Nya. Sedang perintah untuk menjadikan segala bangsa murid Yesus, tidak menyimpang dengan perkataan Yesus dalam Matius 8:11,12: "Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga", ditegaskan juga dalam pasal 24:14 yang menyatakan: "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." Mengenai Yesus menyertai sampai akhir zaman tersirat dalam sebutan Imanuel yang melekat pada diri-Nya (Mat. 1:23), sama juga dalam Matius 18:20 Yesus berfirman: "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Hanya pribadi yang Mahahadir (Omnipresent) yang dapat selalu hadir di tengah-tengah dua atau tiga orang yang sementara berkumpul. Pernyataan Yesus tersebut tidak mungkin dapat dipahami dalam kemanusiaan-Nya, barulah dapat dimengerti dalam Keilahian-Nya selaku Sang Firman Allah yang tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu.

KESIMPULAN
Jadi melalui data di atas tuduhan pemalsuan hanya "isapan jempol" saja, sebab tidak ada isi dari Injil Matius yang diubah atau diganti, kalaupun memang benar Matius 28:16-20 ditambahkan hal itu dilakukan hanya hendak menegaskan apa yang ditulis sebelumnya. Dan ayat yang dituduhkan ditambahkan kemudian tidak bertentangan dengan tulisan dari penulis Perjanjian Baru lainnya, bahkan sama dengan tulisan Markus diakhir Injil yang ditulisnya (Mrk.16:14-20). Dengan begitu kitab Injil tidak perlu lagi diragukan sebagai Injil yang “mutawatir” (diyakini kebenarannya). Jadi kalau umat Islam meyakini Surah-Al Maa idah 5 ayat 68 adalah firman Allah, maka umat Islam harusnya menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil selain al-Quran yang diturunkan dari Tuhan. Kalau memang tidak ada niat menaati al-Quran kurang bijak jikalau memfitnah Injil sudah dipalsukan, demikian juga dengan Taurat yang dijaga dengan ketat oleh orang-orang Yahudi. 

Selamat berpikir dan merenungkan.

1 komentar:

Dan mengatakan...

Umat Muslim tidak percaya dengan Injil yg diberitakan Paulus karea katanya sudah dipalsukan. dan karena tidak percaya, mereka tidak percaya Yesus Kristus adalah Tuhan. itu berarti mereka percaya Paulus tahu isi Injil yg asli. karena tidak mungkin memalsukan sesuatu tanpa tahu aslinya seperti apa. coba perhatikan kembali, sbenarnya Paulus yang memalsukan Injil atau Muhammad?
coba perhatikan, pernahkah Paulus mendapat keuntungan dengan Memalsukan Injil? bahka dia sampai dibunuh karena memberitakan "Injil palsu". pertanyaannya, orang gila mana yg mau memalsukan sesuatu jika ia tahu dengan memalsukan ia dipastikan masuk neraka? sudah begitu tidak ada untungnya sama sekali yang ia dapat dengan memalsukan injil di dunia. tidak masuk akal.
sedangkan dengan memalsukan Injil (berkata bahwa injil telah dipalsukan), maka secara otomatis dia bisa mengklaim dirinya nabi. Karena dalam "injil palsu" milik Paulus Tidak ada lagi nabi setelah kedatangan Yesus. dengan mengakui sebagai nabi, ia dapat melakukan hal-hal keji tanpa dipersalahkan. contohnya, menikahi anak kecil, memperkosa budak, merampok dll. hal itu malah dibenarkan, karena ia nabi. Nabikah yg seperti ini? siapakah yg berani menyalahkannya? jelas bahwa Muhammad mendapatkan keuntungan di dunia dengan memalsukan Injil, ia dapat melakukan hal-hal yg ia mau. sudah begitu pengikutnya mengatakan nabi muhammad adalah manusia dengan "akhlak paling mulia". yg seperti itu mulia??
Siapakah yang sebenarnya telah memalsukan Injil?
pikirkanlah kembali, jika anda sudah sadar mana yg benar, segeralah bertobat. jika anda masih mempertahankan hal yang salah, maka anda sudah tahu dimana tempat terakhir anda setelah mati..