Sebenarnya Injil Barnabas tidak ada hubungannya sama sekali dengan keKristenan. Banyak orang Muslim yang menerima Injil Barnabas dan menganggapnya sebagai suatu kebenaran bahkan menjadikannya sebagai bukti bahwa Alkitab (khususnya ke-4 Injil) yang ada saat ini sudah palsu. Alasan penerimaan mereka begitu sederhana, karena ada bagian dari kitab itu yang menyokong pernyataan bahwa Yesus tidak disalibkan, tapi Yudas yang wajahnya diubah menjadi wajah Yesus.
Orang ini menggunakan nama “Barnabas” karena Barnabas adalah seorang Penginjil yang sekelas dengan Paulus, hanya saja Barnabas yang asli memang tidak menulis surat atau kitab dalam Perjanjian Baru. Dan Barnabas bukanlah seorang Rasul seperti kedua belas murid (Matias) dan Paulus.
Injil Barnabas adalah sebuah karya yang menggambarkan kehidupan Yesus, menurut sudut pandang muridnya, Barnabas, tapi injil barnabas adalah sebuah injil gnostik, tidak diakui,karena Barnabas tidak pernah menulis kitab manapun. Dua naskah tertua yang diketahui telah ditetapkan berasal dari akhir abad ke-16, masing-masing ditulis dalam bahasa Italia dan dalam bahasa Spanyol; meskipun versi bahasa Spanyol yang ada hingga sekarang hanyalah salinan dari abad ke-18. Kitab ini panjangnya lebih kurang sama dengan keempat Injil (Perjanjian Baru) bersama-sama (naskah bahasa Italia yang mengandung 222 pasal); sebagian besar memuat kisah tentang pelayanan Yesus, secara umum sangat tidak selaras dengan laporan-laporan yang juga ditemukan dalam Injil-injil kanonik. Dalam batas tertentu, kitab ini mengikuti penafsiran Islam tentang asal-usul Kristen; sehingga pengarang dan sejarah tekstualnya tetap menjadi kontroversi yang berlanjut.
Injil ini dianggap oleh para akademisi pada umumnya (termasuk para sarjana Kristen dan sebagian Muslim) sebagai sebuah tulisan yang belakangan dan sebagai tulisan palsu.
PANDANGAN PARA ILMUWAN ISLAM
Jika kita hubungkan dengan tulisan-tulisan Islam seperti “Golden Pastures” oleh Al-Mas’udi, “The Beginning and the end” oleh Imam Imad-ud-Din dan “Ibrizi’s Version” oleh Ahmad Al-Magrizi, kita dapat mencatat bahwa dalam tulisan ini mereka mengakui bahwa Injil orang Kristen hanya ditulis oleh empat orang (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) seperti yang ada pada Injil sekarang ini.
Al-Mas’udi menulis “Penulis keempat Injil termasuk Yohanes dan Matius ada diantara kedua belas orang itu, sedangkan Lukas dan Markus ada di kelompok tujuh puluh” (Al-Tanbih wal Usharaf, hlm 136).
Dua naskah tertua yang diketahui telah ditetapkan berasal dari akhir abad ke-16, masing-masing ditulis dalam bahasa Italia dan dalam bahasa Spanyol; meskipun versi bahasa Spanyol yang ada hingga sekarang hanyalah salinan dari abad ke-18. Kitab ini panjangnya lebih kurang sama dengan keempat Injil (Perjanjian Baru) bersama-sama (naskah bahasa Italia yang mengandung 222 pasal); sebagian besar memuat kisah tentang pelayanan Yesus, secara umum sangat tidak selaras dengan laporan-laporan yang juga ditemukan dalam Injil-injil kanonik. Dalam batas tertentu, kitab ini mengikuti penafsiran Islam tentang asal-usul Kristen; sehingga pengarang dan sejarah tekstualnya tetap menjadi kontroversi yang berlanjut.
Injil ini dianggap oleh para akademisi pada umumnya (termasuk para sarjana Kristen dan sebagian Muslim) sebagai sebuah tulisan yang belakangan dan sebagai tulisan palsu.
PERTAMA KALI INJIL BARNABAS DITEMUKAN
Seorang ilmuwan Inggris, DR. Sale mengatakan bahwa ia menemukan buku ini dalam bahasa Spanyol yang ditulis oleh seorang berkebangsaan Ukraina bernama Mustafa Al-Arandi yang mengklaim telah menerjemahkannya ke dalam bahasa Italia. Dalam pendahuluan dari salinan dinyatakan bahwa seorang biarawan bernama Marino yang dekat dengan Paus Sixtus pada suatu hari di tahun 1585 mengunjungi perppustakaan Paus dan menemukan sebuah surat dari St. Irenaeus yang mengkritik Rasul Paulus dan mendasarkan kritikannya itu pada Injil Barnabas. Setelah itu Marino berkeinginan kuat untuk menemukan Injil itu.
Suatu hari ia berjumpa dengan Paus Sixtus V dalam perpustakaan sampai Paus ketiduran; dia kemudian mengambil kesempatan itu untuk mencari buku itu dan menemukannya.
Namun beberapa ilmuwan beranggapan bahwa penulis Injil Barnabas ini adalah Marino sendiri, yang ketika dia memeluk agama Islam kemudian mengganti namanya menjadi Mustafa Al-Arandi.
KESALAHAN INJIL BARNABAS
Ketika membaca Injil Barnabas, maka saya berani menyimpulkan bahwa penulisnya adalah seorang Muslim yang memang mengetahui sedikit tentang agama Kristen. Buktinya adalah:
1. Melebih-lebihkan Muhammad di atas Yesus
Pasal 44 alinea 6 “Dan ketika aku (Yesus) telah paham kepadanya (Muhammad), jiwaku telah dipenuhi dengan penghiburan sembari berkata: ‘Oh Muhammad, semoga Allah beserta engkau, dan mudah-mudahan Dia menjadikan aku (Yesus) layak untuk membuka tali sepatumu karena apabila aku mampu mencapai ini, aku akan menjadi seorang Nabi Besar dan orang kudus utusan Allah”.
Pasal 97 alinea 1 “walaupun aku (Yesus) tidak layak membuka ikatan tali sepatunya, aku telah menerima anugerah dan karunia” .
Pasal 97 'Kemudian imam itu berkata: "Dengan nama apakah Mesias itu akan dipanggil?" {Yesus menjawab} "Muhammad adalah namanya yang diberkati" '
dan
Yesus mengaku, dan mengatakan kebenaran: "Aku bukanlah Mesias itu." (ps. 42:2)
2. Penulisnya tidak tahu geografis tanah Israel dan lingkungan sekitar Yesus
Pasal 20 alinea 1 “Yesus pergi ke laut Galilea, dan naik ke dalam sebuah perahu berlayar ke kotanya Nazareth; dan waktu itu terjadi suatu topan di laut, sampai akhirnya perahu itu hampir tenggelam”
Fakta: Bagaimana mungkin Yesus berlayar ke Nazareth, karena seluruh orang tahu kalau Nazareth terletak di atas bukit Galilea, bukannya di pesisir pantai seperti yang dikatakan penulis.
Pasal 63 alinea 2 “… Allah telah mentakdirkan untuk menghancurkan Niniwe, karena Dia tidak menjumpai seorangpun yang takut kepada Allah. Allah memanggil nabi Yunus dan mengutus ke kota itu, tetapi dia melarikan diri ke Tarsus…” Dalam konteks tulisan di pasal ini, penulis Injil Barnabas mengangga[ bahwa Niniwe berada di daerah Israel/Palestina.
Fakta: Niniwe adalah ibukota kerajaan Asyur dan didirikan di jalur sebelah timur sungai Tigris. Jadi anggapan penulis bahwa Niniwe tertelak di sekitar Palestina adalah seperti menunjukkan kebodohannya untuk kesekian kalinya.
3. Penulisnya tidak kenal dengan Yesus
Pasal 3 alinea 1 “Ketika Yesus lahir, Pilatus adalah Gubernur, sedangkan jabatan kepala agama (Imam Besar) dipegang oleh Ananias dan Kayafas”.
Fakta: Kebodohan penulis kembali terlihat karena Pilatus baru menjadi Gubernur pada tahun 26 sampai 36, sedangkan Ananias Imam Besar tahun 6 M dan Kayafas tahun 8 sampai 36 M. Yang benar adalah ketika Yesus dihukum salib, Pilatus dan Kayafas memang menjabat pada posisinya masing-masing, tapi tidak waktu Yesus lahir.
Pasal 142 alinea 2 dikatakan bahwa Mesias tidak akan datang dari keturunan Daud tapi dari keturunan Ismael dan perjanjian itu diberikan kepada Ismael bukan kepada Ishak.
Fakta: Jika masalah perjanjian antara Ishak dan Ismael, semua orang sudah tahu bahwa ada perbedaan pandangan antara Islam dan Kristen dimana Islam percaya bahwa janji itu diberikan kepada Ismael, tapi Kristen dan Yahudi berpandangan sebaliknya. Tapi kalau dikatakan bahwa Mesias dating bukan dari keturunan Daud, jelas ini merupakan suatu ketololan penulis.
Mungkin dia memiliki dua maksud, pertama dia ingin berkata bahwa Yesus lahir dari keturunan Ismael. Kalau memang dia ingin berkata seperti ini berarti jelas dia salah. Yang kedua penulis ini mungkin ingin berkata bahwa Muhammad adalah Mesias. Jelas sekali ini pendapat ngawur karena Mesias itu merupakan janji bagi orang Israel/Yahudi, sedangkan Muhammad memusuhi Yahudi. Kemudian kalau memang tujuannya adalah untuk berkata bahwa Muhammad adalah Mesias, ini justru semakin memperkuat pendapat kalau penulis bukanlah pengiukut Kristus tapi seorang Muslim.
4. Penulisnya memasukkan cerita yang tidak masuk akal serta tidak berakar pada keKristenan
Ayat-ayat dari Injil Barnabas dibawah ini tidak akan saya kupas, karena saya yakin Anda sudah mengetahui kesalahannya.
Pasal 35 alinea 9, 10, 12 “Lalu firman Allah kepada Satan: ‘Bertobatlah kamu dan bersyahadatlah kepadaKu karena Akulah Pencipta kalian… Kemudian Satan pergi sambil meludah pada tanah bumi itu dan Malaikat Jibril mengangkatkan ludah itu beserta sedikit tanah, sehingga sekarang manusia mempunyai pusat pada perutnya”
Pasal 51 alinea 2-7 dimana bercerita bahwa Yesus kasihan kepada Satan dan memohon pengampunan bagi Satan kepada Allah, dan kemudian Allah berkata “Aku mau mengampuni dia, hanya kalau dia berkata ‘Allah Tuhanku, aku telah berdosa, berilah ampunan kepadaku’, dan Aku (Allah) akan mengampuni mereka (setan) dan mengembalikannya kepada kedudukannya semula. Bahkan setelah Allah berkata demikian, Yesus membalasnya dengan perkataan “Aku sangat gembira bahwa aku (Yesus) telah membuat pendamaian ini”.
5. Yesus menolak disebut sebagai Allah
Pasal 53:6 dan setelah mengatakan hal ini, Yesus memukul wajahnya dengan kedua tangannya, dan kemudian menutupi tanah dengan kepalanya, sambil berkata: "Terkutuklah barangsiapa yang memasukkan ke dalam ucapan-ucapanku bahwa aku adalah anak Allah"
Pasal 69:6 dan setelah berkata demikian Yesus keluar dari Bait Allah. Dan rakyat mengagungkannya, karena mereka membawa semua orang yang sakit yang dapat mereka kumpulkan, dan Yesus setelah berdoa memulihkan kesehatan mereka: oleh karena itu, pada hari itu di Yerusalem tentara-tentara Romawi, melalui pekerjaan Setan, mulai menghasut rakyat, sambil berkata Yesus adalah Allah Israel, yang telah datang untuk melawat umat-Nya."
Pasal 70:1 Yesus menjawab: "Dan engkau; menurut engkau siapakah aku?" Petrus menjawab: "Engkau adalah Kristus, anak Allah". Lalu Yesus menjadi marah, dan dengan murka Yesus menegurnya sambil berkata: "Pergilah daripadaku, karena engkau adalah iblis yang berusaha membuat aku berdosa”
Pasal 94:1 Yesus berkata lagi: "Aku mengaku di hadapan surga, dan meminta kesaksian dari semua yang hidup di muka bumi, bahwa aku adalah seorang asing bagi semua orang yang telah berkata tentang aku, yakni, bahwa aku lebih daripada seorang manusia biasa. Karena aku, yang lahir dari seorang perempuan, takluk kepada penghakiman Allah; yang hidup di sini seperti semua orang lainnya, sama-sama dapat mengalami penderitaan yang sama."
Pasal 97:1 Kemudian imam itu menjawab, dengan gubernur dan raja: "Jangan sesali dirimu, O Yesus, yang kudus dari Allah, karena di masa kita pemisahan ini tidak akan ada lagi, karena kami akan menulis kepada senat Romawi yang suci dengan cara yang sedemikian bijaksana sehingga dengan dekrit kaisar tak seorangpun akan menyebut engkau Allah atau anak Allah." Kemudian Yesus berkata: "Kata-katamu tidak menghibur aku, karena ketika engkau mengharapkan terang, kegelapanlah yang akan datang; tetapi penghiburanku terdapat dalam kedatangan sang Utusan, yang akan menghancurkan setiap pandangan yang salah tentang aku, dan imannya akan menyebar dan akan menguasai seluruh dunia, karena demikianlah yang telah Allah janjikan kepada Abraham bapak kita."
KESIMPULAN
Alkitab berkata “Satu orang saksi tidak dapat menggugat seseorang mengenai perkara kesalahan apa pun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya; baru atas dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan” (Ulangan 19:15, serta ayat kutipan di May 18:16, 2 Kor 13:1, 1 Tim 5:19, Ibr 10:28).
Artinya bagaimana mungkin kesaksian satu orang (Barnabas) mau melawan empat saksi (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) walaupun seandainya benar Barnabas adalah penulis Injil tersebut.
Allah menulis Injil melalui empat orang saksi karena Dia tahu bahwa suatu saat ada banya orang tolol yang ingin meragukan Injil.
1 komentar:
Penjelasan yang cukup menarik buat saya sebagai penambah wawasan..Sungguh berani orang yang telah berani memutarbalikkan isi dari firman Tuhan..Semoga orang tersebut selalu diberkati atas perbuatannya...
Posting Komentar