Jumat, 28 Januari 2011

DOKTRIN TRITUNGGAL: TUDUHAN ORANG BODOH TERHADAP TRINITAS



(Blog ini ditulis bukan untuk memberikan bukti mengenai ke-Trinitasan Allah, melainkan untuk mengajar orang percaya mengenai Trinitas. Jadi saya sama sekali menutup ruang debat yang menolak mengenai ajaran ini, karena sudah pasti kita tidak akan menemui titik temu.)


Banyak orang yang mempertanyakan ajaran tentang Trinitas, bahkan banyak orang yang bukan Kristen mengatakan bahwa orang Kristen percaya akan tiga Tuhan. Tentu saja hal ini tidak benar, sebab iman Kristiani mengajarkan Allah yang Esa. Namun bagaimana mungkin Allah yang Esa ini mempunyai tiga Pribadi?
Doktrin Trinitas - yaitu bahwa Allah Bapa, Allah [Simbol Trinitas] Putra, dan Allah Roh Kudus masing-masing adalah Tuhan yang sama dan satu - yang diakui sulit untuk dipahami, merupakan dasar utama dari kepercayaan Kristen. Walaupun kaum skeptik meremehkannya sebagai ketidakmungkinan matematika, hal tersebut merupakan doktrin dasar Kitab Suci dan juga merupakan kenyataan yang amat dalam dari pengalaman universal dan pemahaman kosmos secara ilmiah.




ETIMOLOGI

Kata Trinitas diambil dari bahasa Latin (Trinitas), yang berarti “tiga atau tiga serangkai”. Kata benda “tri” dibentuk dari kata sifat trinus yang berarti “masing-masing tiga, atau tiga kali lipat; sedangkan kata unitas adalah kata benda yang dibentuk dari kata unus yang berarti satu.

SEJARAH PENGGUNAAN
Penggunaan kata trinitas pertama kali tercatat, tertulis dalam tulisan Teofilus dari Antiokia yang menggunakan bahasa Yunani [Τριάδος] tahun 170 M.
Tertulianus menulis pada permulaan abad ke-3 menggunakan kata trinitas untuk menjelaskan substansi dan pribadi dari Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam satu.
Banyak orang berpikir bahwa Trinitas dirumuskan pada Konsili Nicea tahun 325 M. Tetapi tidak begitu halnya, Konsili Nicea memang meneguhkan bahwa Yesus berasal dari zat/materi yang sama dengan Allah dengan kata lain Yesus itu adalah Allah Yang Maha Kuasa. Tetapi konsili tersebut tidak merumuskan peranan roh Kudus.


Konsili Nicea

Selama bertahun-tahun sebelum konsili Nicea ada banyak pertentangan mengenai, apakah Yesus adalah Allah Yang Maha Kuasa atau tidak. Karena tidak ingin melihat pertentangan tersebut meluas dan berakhir menjadi pertikaian pada rakyatnya maka Kaisar Konstantin mengadakan konsili di Nicea dan mengundang para uskup untuk hadir, yang hadir kira-kira 300 uskup, hanya sebagaian kecil dari jumlah keseluruhan.

Kaisar Konstantin bukanlah seorang kristen melainkan seorang penyembah Dewa Matahari. Walaupun begitu Konstantin yang bergelar "The Great" menjadi ketua pada konsili tersebut, dan pada konsili inilah lahir Kredo yang menyebutkan bahwa Yesus Kristus berasal dari zat yang sama dari Allah. Tapi, sampai disini peranan Roh Kudus belum disebutkan. Konsili Nicea telah menjadi fondasi bagi dogma Trinitas yang sekarang ini di yakini orang-orang yang mengaku Kristen.

 Konsili Konstantinopel

Walaupun Konsili Nicea telah merumuskan Yesus adalah Allah tetapi pertentangan mengenai doktrin ini masih berlanjut selama berpuluh tahun. Karena itulah Kaisar Thedosius yang berkuasa atas Roma waktu itu kembali meneguhkan kredo yang di hasilkan konsili Nicea dan menjadikannya sebagai dogma standar atas wilayah kekaisarannya kemudian Kaisar Thedosius mengadakan Konsili Konstantinopel sebagai sarana untuk meneguhkan kredo tersebut. Walaupun begitu peranan Roh Kudus belum di jelaskan.





DASAR ALKITAB

  • Pada saat penciptaan dalam Kitab Kejadian Allah berkata: "Marilah Kita ...", kata Kita merupakan subjek jamak.
  • Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Ia menunjukkan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan bermunculan bersama-sama dengan Roh Kudus (dalam manifestasi burung merpati) turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.
  • Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) sempurna.
  • Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang ada di atas loteng.
  • Saat Yesus berada di atas gunung, setelah Ia meneladani manusia dengan berdoa, Ia menunjukkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, kemudian Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata:"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."


Ada banyak sekali ayat referensi mengenai ajaran Trinitas, tapi saya hanya berikan beberapa saja karena blog ini ditulis bukan untuk membuktikan tentang ke-Trinitasan Allah, melainkan untuk mengajar orang Kristen mengerti mengenai Trinitas. Untuk ayat yang lebih lengkap mengenai Trinitas, maka anda bisa klik disini yang akan menghubungkan Anda dengan wikipedia.

Dasar dari Pengajaran Bapa Gereja

Para Rasul mengajarkan apa yang mereka terima dari Yesus, bahwa Ia adalah Sang Putera Allah, yang hidup dalam kesatuan dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Iman akan AllahTrinitas ini sangat nyata pada Tradisi umat Kristen pada abad-abad awal.
1. St. Paus Clement dari Roma (menjadi Paus tahun 88-99): Bukankah kita mempunyai satu Tuhan, dan satu Kristus, dan satu Roh Kudus yang melimpahkan rahmat-Nya kepada kita?
2.St. Ignatius dari Antiokhia (50-117) membandingkan jemaat dengan batu yang disusun untuk membangun bait Allah Bapa; yang diangkat ke atas oleh ‘katrol’ Yesus Kristus yaitu Salib-Nya dan oleh ‘tali’ Roh Kudus.
3.St. Polycarpus (69-155), dalam doanya sebelum ia dibunuh sebagai martir, “… Aku memuji Engkau (Allah Bapa), …aku memuliakan Engkau, melalui Imam Agung yang ilahi dan surgawi, Yesus Kristus, Putera-Mu yang terkasih, melalui Dia dan bersama Dia, dan Roh Kudus, kemuliaan bagi-Mu sekarang dan sepanjang segala abad. Amin.”
4.St. Athenagoras (133-190), “Sebab, … kita mengakui satu Tuhan, dan PuteraNya yang adalah Sabda-Nya, dan Roh Kudus yang bersatu dalam satu kesatuan, -Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.”
5.St. Irenaeus (115-202), “Sebab bersama Dia (Allah Bapa) selalu hadir Sabda dan kebijaksanaan-Nya, yaitu Putera-Nya dan Roh Kudus-Nya, yang dengan-Nya dan di dalam-Nya, …Ia menciptakan segala sesuatu, yang kepadaNya Ia bersabda, “Marilah menciptakan manusia sesuai dengan gambaran Kita.”
6.St. Athanasius (296-373), “Sebab Putera ada di dalam Bapa… dan Bapa ada di dalam Putera…. Mereka itu satu, bukan seperti sesuatu yang dibagi menjadi dua bagian namun dianggap tetap satu, atau seperti satu kesatuan dengan dua nama yang berbeda… Mereka adalah dua,(dalam arti) Bapa adalah Bapa dan bukan Putera, demikian halnya dengan Putera… tetapi natur/ hakekat mereka adalah satu (sebab anak selalu mempunyai hakekat yang sama dengan bapanya), dan apa yang menjadi milik BapaNya adalah milik Anak-Nya.”
7.St. Agustinus (354-430), “… Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan: meskipun Allah Bapa memperanakkan Putera, dan Putera datang dari Allah Bapa, Ia yang adalah Putera, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putera, namun Roh Bapa dan Roh Putera; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putera, membentuk kesatuan Tritunggal. ”
Ulangan 6:4, "Dengarlah hai orang Israel:
TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa".
Kata "ECHAD"/"Esa" bukan berarti
"One" tetapi "Unity".




PANDANGAN YANG BERKEMBANG MENGENAI TRINITAS

UNITARIAN/ARIANISME
Kelompok yang meyakini bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan hanya utusan Tuhan, atau rasul (sebagaimana dijelaskan dalam Yoh 17:3), atau seorang manusia yang diciptakan sempurna. Yang menganut paham ini di antaranya adalah Ebionit, yang mengganggap Yesus hanyalah utusan Tuhan sebagaimana Musa (seperti yang telah diramalkan sebelumnya pada Ulangan 18:14-22). Arianisme, yang populer di beberapa wilayah pada masa Kekaisaran Romawi, juga dimasukkan ke dalam kelompok ini. Arianisme mengajarkan bahwa, berbeda dengan Allah Bapa, Yesus tidak sama-sama kekal dengan Sang Bapa. 
Konyolnya ada beberapa orang yang mau menyerang doktrin Tritunggal dan memasukkan fakta bahwa Arianisme adalah ajaran yang menentang kesalahan gereja saat itu. Ingat, Arianisme sudah dinyatakan sebagai sesat dan bidat sebelum adanya Konsili Nicea karena kesalahan fatal dalam doktrin (bukan hanya tritunggal)

SABELIANISME
Kelompok yang meyakini bahwa Tuhan yang Esa yang muncul pada Perjanjian Lama menampakkan dirinya pada anakNya, Yesus. Kelompok ini berpendapat bahwa Allah Bapa dan Yesus bukanlah pribadi yang berbeda dari satu Tuhan, namun hanyalah salah satu aspek dari Allah Bapa. Paham ini juga dikenal dengan sebutan Modalisme. Gereja Pentakosta sering dituduh menganut ajaran ini, walaupun pernyataan itu tidak benar. Namun memang harus diakui beberapa Pendeta Pentakosta dan Karismatik sering terjebak dalam paham ini karena kurangnya pengetahuan mereka akan teologi

MORMONISME
Kelompok yang berpendapat bahwa tiga pribadi pada Tritunggal adalah tiga individu yang berdiri sendiri dan terpisah, namun dapat beraksi bersama pada tujuan yang sama persis sebagai sebuah entitas monotheis. Tujuan itu adalah menyelamatkan umat manusia, dan Yesus dipercaya telah menerima perintah ketuhanan dari Allah Bapa sebelum penciptaannya.

DWITUNGGAL/SEMI ARIANIS
Kelompok yang meyakini ketuhanan Allah Bapa dan Yesus, namun tidak menerima eksistensi Roh Kudus. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Gereja Tuhan (Church of God). Sebagai contoh, Living Church of God mengajarkan bahwa "Roh Kudus merupakan esensi utama, kehendak, dan kekuatan dari Tuhan. Dia bukanlah sebuah entiti. Dia adalah sifat yang melekat pada Allah Bapa dan Yesus, dan keluar dari keduanya ke seluruh penjuru semesta.
Bagi saya, tidak percaya Roh Kudus sama dengan menolak ke-Allahan Yesus.


KEBERATAN TERHADAP AJARAN TRITUNGGAL


Tidak Masuk Akal

Penganut Tritunggal sering menyatakan bahwa "doktrin Tritunggal adalah sebuah misteri yang tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran manusia yang terbatas." Kritik terhadap Tritunggal berargumen bahwa "misteri" pada dasarnya adalah salah satu bentuk dari ketidak-masuk-akalan. Yang dimaksud di sini adalah klaim dimana Tuhan telah berbagi satu substansi ketuhanan, yaitu "menjadi Tuhan", dan bahkan tidak ikut campur antara satu pribadi dengan yang lainnya. Anti-Tritunggal menyatakan bahwa kerumitan dari argumen penganut Tritunggal, yang memerlukan konsep filosofi untuk dijelaskan, bertentangan dengan prinsip Alkitab mengenai kesederhanaan dan kejelasan dalam doktrin.
Solusi: Tidak masuk akal??? Tapi ingatkah Anda ketika Yesus berkata "Inilah TubuhKu" dan Dia mengangkat roti? Bagaimana mungkin roti dapat menjadi tubuh Yesus? Atau ingatkah Anda ketika Dia membangkitkan orang mati?
Ajaran Kristen memang banyak yang diatas akal, tapi bukan berarti tidak masuk akal. Menjawab hal ini sama seperti menjawab pertanyaan "Bagaimana mungkin dosa saya tidak dihitung hanya akibat pengorbanan satu orang (Yesus)?". Sebagus apapun jawaban kita, pasti orang-orang bodoh itu akan menolak.

Kurangnya Dasar dari Alkitab

Anti-Tritunggal juga berpendapat bahwa, untuk doktrin yang sedemikian sentral dan fundamental dalam agama Kristen, doktrin Tritunggal sedikit sekali didukung oleh Alkitab secara eksplisit. Bahkan beberapa pendukung dari doktrin Tritunggal menyadari sedikitnya dasar dari Alkitab mengenai doktrin tersebut. 
Pertanyaan yang sama—yaitu mengapa doktrin sentral pada agama Kristen seperti Tritunggal tidak pernah dinyatakan atau diajarkan secara eksplisit oleh Yesus sendiri—juga ditanyakan oleh sosok bersejarah di abad 16 seperti Michael Servetus. Dalam buku-bukunya, Servetus menyatakan bahwa dia menolak doktrin Tritunggal, karena tidak berdasar kepada Alkitab, melainkan lebih berdasar kepada ajaran filsuf Yunani. Dewan Kota Jenewa, selaras dengan putusan dewan-dewan kota Zürich, Bern, Basel, dan Schaffhausen, menetapkan dia sebagai sesat dan memutuskan untuk membakarnya di tiang hukuman. 
(Tuduhan orang anti-Calvinis yang mengatakan bahwa Servetus dihukum oleh Calvin karena menolak ajaran TULIP Calvin jelas sekali salah dan BOHONG)
Solusi: Ada banyak orang bodoh yang menuduh bahwa kata "trinitas" tidak ada dalam Alkitab. Jawaban saya, memang benar kalimat itu tidak ada dalam Alkitab. Tetapi konsep dan idenya sudah ada. 
Sama seperti tulisan saya mengenai Natal yang Anda bisa langsung klik disini. Pertanyaan saya, apa yang salah jika memang kata "Trinitas" itu tidak ada dalam Alkitab. 



Sifat Ketuhanan Yesus

Sebagian kelompok yang memperdebatkan doktrin Tritunggal dengan menggunakan dasar Alkitab lebih terpusat kepada sifat ketuhanan Yesus. Mereka yang menolak ketuhanan Yesus berpendapat bahwa, bahkan dalam kapasitasnya sebagai guru, Yesus sendiri pun menolak disebut "yang baik" untuk membedakan dirinya dengan Tuhan, karena menurut Yesus sebutan "yang baik" hanyalah untuk Allah (Markus 10:17-18; Matius 19:16-17; Lukas 18:18-19). Selain itu, Yesus juga menyangkal sifat Maha Tahu sebagai Allah Anak, "belajar menjadi taat" (Ibrani 5:8), dan juga menyatakan posisinya yang tidak setara dengan Allah, "kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (Yoh 20:17).
Solusi: Lebih baik penjelasannya dapat Anda baca di buku "The Big Book of Bible Difficulties" karangan Norman L. Geisler dan Thomas Howe


Argumen Elohim

Anti-Tritunggal menyanggah pernyataan bahwa kata "Elohim" menandakan kemajemukan, karena hampir di semua bagian dari Alkitab "Elohim" selalu disandingkan dengan kata kerja tunggal. Anti-Tritunggal berargumen bahwa penggunaan kata "Elohim" lebih ditujukkan sebagai penghormatan kepada "Tuhan Yang Esa." Lebih lanjut lagi, anti-Tritunggal juga beranggapan bahwa interpretasi kata "Elohim" sebagai kata majemuk akan mengacaukan interpretasi bagian lain dari Alkitab yang menyatakan Tuhan dengan kosakata non-majemuk "El." Sebagai contoh, pada Kejadian 17:1 Tuhan disebut dengan "El" (tunggal) dan Dia menyatakan bahwa "Akulah Allah Yang Mahakuasa"; jika menggunakan interpretasi Tritunggal, maka salah Satu Pribadi dari Yang Tiga telah merendahkan Dua Pribadi yang lainnya dengan menyatakan bahwa Dialah Yang Mahakuasa (paling berkuasa atas segala sesuatu).
Solusi: Kata "Elohim" adalah kata jamak dari "Eloah" yang merupakan perluasan dari bahasa Semit "il". Jadi dari kata Elohim sebenarnya cukup membuktikan mengenai kejamakan atau keTritunggalan Allah. 


Yesus menyatakan keterbatasannya dibanding Tuhan

Pernyataan Yesus bahwa "Bapa lebih besar dari diri-Nya" (Yoh 14:28), dan "Yang mengetahui hari akhir hanyalah Bapa, bahkan malaikat-malaikat di surga dan Anak pun tidak tahu" (Markus 13:32) sering ditekankan oleh anti-Tritunggal. Selain itu, sifat ketuhanan yang "tanpa awal dan akhir" dari Yesus juga dipertanyakan pada Kolose 1:15 (anak yang lahir pertama) dan Wahyu 3:14 (permulaan dari ciptaan Allah).
Solusi: Lebih baik penjelasannya dapat Anda baca di buku "The Big Book of Bible Difficulties" karangan Norman L. Geisler dan Thomas Howe


Yesus menurut Iglesia ni Cristo

Iglesia ni Cristo, sebuah sekte Kristen yang bermula dari Filipina, menyatakan bahwa "Yesus adalah Tuhan" adalah ajaran buatan manusia, sebuah dogma yang tidak berdasar pada Alkitab, melainkan dibuat oleh Gereja Katolik pada abad ke 4 melalu Konsili Nicea. Mereka juga berpendapat bahwa Yesus sendiri mengakui bahwa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali melalui Tuhan.

Tentang istilah penting dalam Tritunggal, homoousios (esensi yang sama antara Anak dan Bapa), yang diperkenalkan ke dalam Kredo pada Konsili Nicea Pertama, Pier Franco Beatrice menyatakan: "homoousios merupakan hasil pemikiran langsung dari Konstantin yang berlatar belakang Hermetisisme. Plato yang dijadikan dasar oleh Konstantin hanyalah untuk menampung aspirasi rakyat Mesir. Selain itu, Teologi Hermetik konsubstantialitas, yang berbicara mengenai hubungan antara Logos-Anak dengan Nous-Bapa, hanyalah berputar balik kepada argumen tradisional apologetik. Konstantin telah mencoba menjelaskan teologi Plato dengan dasar Hermetismenya, yang menjadi alasan bagi sang kaisar untuk memasukan istilah homoousios pada Doa Syahadat Nicea."

Solusi: Seperti yang saya jelaskan diatas bahwa Konsili Nicea hanya merumuskan paham yang berkembang dalam gereja saat itu. Paham gereja saat itu, khususnya kelima Patriakh Utama (Yerusalem, Anthiokia, Alexandria, Roma, Konstantinopel) mempercayai hal tersebut yang diwariskan dari ajaran rasul dan murid Yesus. Sedang ajaran Arian baru berkembang ketika dia hidup dan tidak ada data valid kalau ajarannya merupakan warisan dari para rasul.


Yesus adalah manusia dan juga sekaligus Tuhan

Penganut Tritunggal, dan beberapa anti-Tritunggal yang mengakui sifat ketuhanan Yesus seperti Modalisme, berargumen bahwa kepercayaan mereka didasarkan pada kenyataan bahwa Yesus ada sebagai Anak Bapa dalam daging manusia. Oleh karena itu, Yesus adalah manusia dan juga sekaligus Tuhan, yang menjadi "lebih rendah dari malaikat, demi keselamatan kita" (Ibrani 2:6-8, Mazmur 8:4-6) dan yang mendapat cobaan sebagaimana manusia, namun tidak berdosa (Ibrani 4:14-16). Akan tetapi, sebagian dari anti-Tritunggal menyanggah argumen tersebut dengan berpendapat bahwa daging manusia dari Anak adalah terbatas hanya selama kehidupan duniawi, meski pendukung Tritunggal berpendapat bahwa Yesus tetap pada sifat manusiawinya setelah kebangkitannya. Selain itu, pada 1 Korintus 11:3 ("Kepala dari Kristus ialah Allah") disebutkan posisi Yesus yang tidak setara, melainkan di bahwa Allah Bapa. Ditambah lagi, mereka mengutip Kisah 5:31 dan Filipi 2:9 yang menunjukkan bahwa Yesus menjadi agung setelah kenaikan ke surga, dan Ibrani 9:24, Kisah 7:55, 1 Korintus 15:24, 28, yang mengungkapkan tentang Yesus sebagai pribadi yang berbeda setelah kenaikanNya ke surga.
Solusi: Yesus dan Alkitab sering menggunakan kalimat yang bersifat "antroposentris" dengan tujuan masyarakat zaman itu dapat mengerti dengan cepat. Ingat, konteks zaman itu belum sekompleks sekarang. Namun sebenarnya untuk ajaran ini, lebih baik kita melihat bagaimana ajaran Yahudi tentang "Mesias" yang mereka tunggu. Apakah mereka menganggap "Mesias" sebagai Tuhan atau tidak. 

Referensi:

8 komentar:

Anonim mengatakan...

bagaiman dengan ajaran Jesus only yang GBI percaya ?

Blogger mengatakan...

Saya kurang mengerti yang Anda maksud dengan Jesus Only versi GBI, setau saya itu hanya jargon dan tidak bersifat doktrin.
Saya pikir dalam doktrin GBI tidak ada mengarah bahwa sentralisasi pemujaan hanya kepada Yesus dengan mengesampingkan Bapa dan Roh Kudus.
Atau mungkin ada fenomena baru yang berkembang, silahkan dijelaskan lebih lanjut mengenai penyetaan Anda!!!

Anonim mengatakan...

dalam beberapa komentar gaul pemuda GBI ada sebutan 'Papi Jesus' yang membuat saya heran, setelah saya tanya jawabannya bervariasi, entah itu ikut-ikutan atau sekedar jawaban tanpa alasan theologis yg jelas yang penting ada kesan keakraban dengan Tuhan Yesus dengan sebutan itu.

Menurut hemat saya (mudah2an salah) sebagaimana biasanya anak muda, mereka gemar ikut-ikutan yang lagi ngetren (kemungkinan ada yang mempopulerkannya lewat mimbar). Tanpa mencermati lebih jauh langsung mengikuti dengan alasan spy akrab dengan Papi Jesus. Setelah beberapa waktu saya bisa memaklumi setelah melihat sejarah GPDI (browsing internet) http://www.gpdiworld.us/perpecahan-organisasi

a. Ketidaksamaan faham pelajaran. (Ajaran Yesus Only yang menganggap Nama Yesus meliputi tiga pribadi Trinitas, sehingga pembaptisan cukup kalau dilakukan dalam nama Yesus saja. Ajaran ini dibawa masuk dari Amerika Serikat oleh F.G van Gessel).

- Th.1952, pada tanggal 21 Januari di Surabaya, 22 Pendeta Pantakosta memisahkan diri dan membentuk organisasi gereja baru yaitu Gereja Bethel Injil Sepenuh. Rev.Van Gessel sebagai pemimpin rohani berkedudukan di Surabaya dan Pdt.H.L.Senduk sebagai pemimpin organisasi (Ketua Badan Penghubung) berkedudukan di Jakarta.


Dlm gambar ilustrasi anda dijelaskan bahwa Bapa = Allah Anak= Allah Roh Kudus = Allah tapi Bapa<>Anak<>Roh Kudus sedang dalam ajaran Jesus only Bapa=Allah Anak=Allah Roh Kudus=Allah tapi Bapa=Anak=Roh Kudus.

Inilah yg saya maksud dengan ajaran Jesus Only, melihat sejarahnya, Pdt.H.L.Senduk sepaham dengan Rev.Van Gessel (yg mempelopori ajaran ini di Indonesia).

Saya bertanya untuk mohon bantuan dan bimibingan anda karena selama ini yang saya tahu sama dengan gambar ilustrasi anda. terima kasih Tuhan memberkati

Blogger mengatakan...

Sebenarnya sebutan "Papi" bagi saya tidak jadi masalah karena Papi adalah kata lain bai "Papa". Kata "Papa" sendiri digunakan untuk menggantikan kata "Patre" dalam bahasa Latin. Kata Papa sendiri awalnya digunakan untuk menyebut nama Tuhan, namun sekarang sebutan itu ditujukan bagi Paus (Katholik).

Mengenai paham dari GBI, saya pikir tidak semua GBI sependapat dengan Senduk dalam hal ini. Yang perlu diketahui adalah bahwa GBI memiliki keragama dalam hal teologis khususnya masalah ini. Inilah yang disebut sebagai Sabelian.

Hanya saja, yang menjadi kendala selama ini karena gereja Karismatik biasanya kurang mempedulikan masalah doktrin. Saya sudah sempat jelaskan juga diatas.

Tapi saya sendiri tetap seperti pandangan semula, tapi saya juga memiliki kepercayaan bahwa Bapa dan Roh Kudus memiliki nama pribadi yang sama dengan nama Anak, yaitu Yesus. Dan saya percaya bahwa Nama Bapa bukanlah Yahweh. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai nama, saya sedang siapkan materinya untuk nanti diposting...

Anonim mengatakan...

Menurut hemat saya perpecahan yang terjadi tahun 1952 bukanlah perbedaan yang sederhana (sekunder) akan tetapi doktrin pokok (primer). Kalau cuma masalah sederhana tentu masih bisa di akomodir seperti misalnya masalah urutan tata ibadah GBI yang beragama.

Sepanjang pengetahuan saya memang ada gereja lokal GBI yang tidak sepaham dengan Jesus Only, dan apa yang dipegang oleh sinode belum tentu juga di pegang oleh gereja lokal, sehinggal salah satu tokoh utama GBI pernah bercanda dengan mengatakan GBI = 'Gereja Bebas Indonesia'.

Menurut anda seberapa primer perbedaan paham Tritunggal ini dibandingkan dengan paham lain seperti Saksi Yehova ?. Karena yang saya mengerti kita tidak akan bisa mentolelir paham ke-Allah-an saksi yehova.

Terima kasih atas waktu yang anda luangkan.
Tuhan memberkati

Blogger mengatakan...

Terima kasih.
perpecahan 1952, bertitik tolak bukan perpecahan masalah doktrin, tapi hanya masalah sekunder. Setidaknya itu yang disampaikan di buku "SEJARAH GBI".

Intinya, apapun gerejanya, saya sendiri kurang sepaham dengan paham Sabelianisme. Karena Bapa, Anak dan RK adalah pribadi yang berbeda namun tetap dalam satu kesatuan. Itu sebabnya dalam Kel 6:4, dikatakan bahwa Tuhan itu Esa. Kata Esa berasal dari bahasa Ibrani "Echad". Kata "Echad" bukan berarti "satu" tapi "Unity/Kesatuan". Bahkan dalam Kejadian 1:26, Tuhan berkata "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita". Hal ini cukup menunjukan bahwa Bapa dan Anak dan RK adalah pribadi yang berbeda.

Anonim mengatakan...

Mohon pandangannya, bagaimana saya harus bersikap setelah beberapa lama saya beribadah di salah satu Gereja baru akhir-akhir ini saya tahu ternyata paham tritunggal yang mereka anut adalah paham Jesus Only ?

Terima kasih, GBU

Unknown mengatakan...

Gbi memegang teguh doktrin Tritunggal yaitu Tigs pribadi dalam satu hakikat KeAllahan.