Kantor Pos Polisi yang dibakar mahasiswa di Medan |
Pada tanggal 17 Juni, sedang ada rapat DPR yang membahas mengenai rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memang memicu kontroversi sehingga muncullah demonstrasi di berbagai tempat.
Supir saya di Medan kemudian berkata bahwa pada hari tersebut beberapa mahasiswa Universitas Nommensen melakukan demonstrasi untuk menolak kenaikkan BBM, namun demonstrasi yang mereka lakukan cenderung anarkis. Bahkan vivanews menulis berita yang cukup mencengangkan dimana menurut pengakuan polisi bahwa demonstrasi yang dilakukan ibarat teroris. Bahkan mereka tidak segan-segan memeras orang yang melintas daerah tersebut.
Hal yang sama terjadi di kampus UKI (Universitas Kristen Indonesia) dimana mereka menutup jalan di daerah Diponegoro yang mengakibatkan kemacetan luar biasa di Jakarta.
Bagi saya demonstrasi yang dilakukan manusia bukanlah suatu hal yang luar biasa karena memang dengan cara seperti itulah mereka bisa mengeluarkan aspirasinya. Bahkan kita tidak bisa pungkiri, turunnya Presiden Soeharto adalah berkat peran besar mahasiswa. Yang jadi masalah adalah ketika kedua universitas Kristen tersebut DICAP MASYARAKAT SEBAGAI TEMPATNYA BIANG RUSUH.
Penutupan jalan Diponegoro oleh mahasiswa UKI |
Tidak bisa dipungkiri bahwa UKI adalah Universitas yang melahirkan banyak sekali lulusan yang berkualitas. Bahkan kedua tante saya adalah lulusan UKI dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum. Bahkan Universitas ini memiliki motto yang sangat luar biasa "MELAYANI BUKAN DILAYANI". Motto ini sebenarnya diambil dari pernyataan Tuhan Yesus mengenai tujuan kedatangannya yang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani umat manusia.
Universitas Kristen Indonesia dikenal dengan para lulusannya di Fakultas Kedokteran dan juga Fakultas Hukum.
Para lulusan UKI yang memang saat ini dikenal antara lain:
1) Agung Laksono - Menko Kesra
2) Subiakto Tjakrawedaya - Mantan Menteri Koperasi
3) Irman Gusman - Ketua DPD RI
4) Teras Narang - Gubernur KalTeng
5) Darwin Suzandi - Direktur BNI
Seiring berjalannya waktu, UKI sering kali diplesetkan menjadi "United Kingdom of Israel" bahkan ada juga yang memplesetkan dengan singkatan yang bernada sindiran "Universitas Kah Itu?".
Bahkan Mantan Rektor UKI, Maruli Gultom (2008-2012) mengakui agak sulit untuk mengubah citra UKI yang dikenal sebagai kampus tawuran.
Tanggal 17 Juni, mahasiswa UKI memblok jalan di Diponegoro Menteng sehingga menciptakan kemacetan yang luar biasa. Bukan kali ini saja UKI disorot.
Beberapa kali mereka (Kampus Menteng) terlibat tawuran dengan Kampus UPI YAI, Kampus UBK, bahkan dengan preman di sekitarnya yang ketika itu bersengketa masalah tanah.
Penjarahan KFC di depan Univ. HKBP Nommensen |
Nama Nommensen diambil dari Penginjil asal Jerman yang memang dikenal sebagai Penginjil bagi orang Batak.
Selain di Medan, Universitas ini memiliki kampus di Pematang Siantar. (Kali ini penulis hanya berfokus pada kampus yang di Medan saja).
Tanggal 17 Juni 2013, Mahasiswa Nommensen menutup jalan, membakar ban, bahkan sampai memeras orang yang melintas. Bahkan mereka juga menjarah Restoran KFC yang terletak tidak jauh dari tempat itu. Bahkan salah satu hotel yang dekat daerah tersebut sempat dilempari oleh bom molotov.
Dilaporkan oleh Suara Pembaruan bahwa Polisi menahan Rektor Universitas Nommensen, Jongkers Tampubolon serta Purek 1, Sihol Nababan.
Namun saya yakin bahwa aksi ini memang ditunggangi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
DAMPAK
1. Menurunnya minat masuk
Tentu saja yang ditakutkan adalah ketika para orang tua berpikir kembali untuk memasukkan anaknya ke Universitas tersebut, mengingat kejadian yang ada.
2. Stigma dari Lapangan Kerja yang ada
Selama ini memang hal ini tidak terbukti, karena memang lulusan UKI ataupun Nommensen tidak memiliki masalah apapun. Namun saya mengingat ada sebuah kampus di daerah Kalimalang yang dahulu dikenal dengan para mahasiswanya yang menyuap dosen agar bisa lulus ujian skripsi, akibatnya kampus tersebut di black list secara tidak tertulis oleh banyak perusahaan. Bahkan ada beberapa perusahaan yang dengan jelas menolak para lulusan dari Universitas Kalimalang tersebut.
Hal inilah yang sebenarnya ditakutkan.
3. Stigma bahwa orang KRISTEN adalah orang yang suka tawuran, rusuh dan lainnya.
Bukan rahasia lagi jika halte di depan kampus UKI Cawang adalah tempat berjudi dan minum minuman keras. Uniknya mereka menggunakan kalung salib yang sangat besar. Bahkan di salah satu ruangan di Kampus UKI Cawang terdapat ruangan yang menyimpan senjata tajam.
Informasi ini saya dapatkan tahun 2009, dan tentu saja info ini belum tentu masih relevan sampai saat ini.
UNIVERSITAS KRISTEN?
Memang agak dilematis ketika Universitas yang seharusnya memiliki arti para pengikut Kristus (Kristen=Pengikut Kristus), haruslah dicap seperti ini. Memang sangat disesalkan. Namun bukan berarti Universitas ini harus menyerah dengan stigma tersebut. Memang tugas berat tapi bukan tidak mungkin dilakukan.
Tulisan ini bukanlah untuk menjelekkan UKI ataupun Universitas HKBP Nommensen, tapi justru kepedulian saya terhadap Universitas Kristen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar